Part 2. Semua Jadi Konyol



Beberapa bulan kemudian Aku lulus SMP dan pindah rumah. Kini Aku dan Adel bertetangga. Jika ada yang bertanya kenapa bisa pindah rumah kesini Aku juga tidak tahu, mungkin sudah jadi skenario hidup kali ya.
Aku dan Adel tidak hanya berdua, kita sudah mempunyai kelompok kecil yang aku sebut best friend. Kita dipertemukan dengan sebuah kenyataan bahwa tidak ada lagi anak sebaya kita di kampung dalam ini. Yang ada cuma para junky dan tukang betak bergaya romawi. Maksudnya gembel romawi.
Kelompok Kita terdiri dari 2 orang cewek, 2 orang cowok dan 1 orang luka-luka ( baca : Adel seketika jatuh dari sepeda gunungnya ). Kita hobi sekali nonton Chart musik di televisi apalagi saat bulan puasa tiba, selang waktu yang kita punya kita habiskan untuk nonton Tv bareng dirumah Adel, acaranya 25 tangga musik, Adel nampak sangat senang sekali melihat idolanya Agnes Monica berada diposisi 2. Aku juga berharap idolaku masuk di posisi teratas yakni di posisi 1.
Host : Akhirnya sampai juga kita dipengunjung acara.. inilah dia jawara kita minggu ini
         Posisi 1 ditempati oleh ‘adzan magrib’ #langsungselesai
Aku : *^W$*#%$@#$)@($@ ????

Temen aku yang cowok namanya Alfi badannya tinggi dan atlestis, hobinya main PS. Sedangkan si perempuan dua itu yang berjilbab namanya Titik kalo yang gayanya masakini, matanya sipit rambutnya panjang namanya Ezza, nah kalo yang bergaya masa bodo rambut urakan panjang sepinggang, suka nangkring di pohon gede dan hobi menggunakan kacamata hitam namanya hemm kuntilanak gaol kali ya.  #ngarangbebas
Hidup dilingkungan sesempit ini membuat kita hampir setiap hari berhadap muka menatap mata masing-masing. Rumah Adel hanya berjarak 8 meter diseberang rumah ku. Sedangkan suara MP3-nya Adel hampir setiap pagi diputar full terdengar lumayan nyaring sampai ke dalam rumah ku.
Pagi hari, kita biasanya berangkat bersama kesekolah, menikmati angin sepoi-sepoi, daun berjatuhan dan wangi kuburan. Untuk anak berseragam putih abu-abu hal ini nampak romantis dan indah. Aku sudah terbiasa menunggu mereka didepan rumah. Duduk dibangku sambil sesekali ku arahkan mata ketempat biasa munculnya mereka.
Tidak lama keluarlah Adel dari rumahnya dengan tas gembloknya yang bergambar Spongebob,
Ngapain Bengong aja cong?, Sapanya sambil merapihkan pegangan tas dipunggungnya.
Untuk gadis seusia Adel menggunakan tas bergambar spongebob adalah suatu hal yang tercela, tapi khusus untuk Adel tidak ada yang berani mencela. Karena apa? karena Adel juara panco di sekolah. 
Kemudian Alfi, Titik dan Ezza sampai didepan rumahku tepat jam setengah 8 Kita berangkat menaiki Bajaj Pak Usman. Tetangga kami yang berprofesi sebagai tukang bajaj sudah puluhan tahun. Kumisnya yang sedikit beruban menandakan umurnya yang sudah mencapai kepala 5. Namun demikian pak Usman tetap bersemangat menarik Bajaj matic miliknya. Dan lagu yang sering diputar sebagai penumbuh semangatnya tiap pagi separuh aku kamu. Hal itu menghindarkan dari kelemahannya, yakni mudah ngantuk karena kecapean.
Hari ini pak Usman kelihatannya tidak sehat, matanya sayup-sayup lemah seperti terserang kantuk yang super dahsyat. Namun demikian pak Usman tetap memaksakan menggenggam persneling kendaraanya yang beroda tiga. Sambil terkantuk-kantuk Pak Usman menggeber gas bajajnya, tanpa disadari bajaj yang tadinya dikiri jalan kini berpindah posisi menjadi dipaling kanan jalan dan dengan perlahan mendekati jalur lawan arah.
Glek.. Suara dalam tenggorokanku keluar karena mendadak ketakutan. Apalagi setelah kulihat Pak Usman sudah melepaskan kendali, kini bukan tanganya yang menempel disana melainkan wajahnya.
PAK  USMAANN Bangun Pak !!!, Suara Ezza yang mendadak melengking membangunkan Pak Usman yang mungkin sekarang sedang mimpi Indah. Namun terlambat bajaj kita sudah masuk jalur lawan arah.
Ezza : Pak Usmaann Bangun Awas Pakkk!!!
Titik : .. ( Berdoa dengan khusyuk)
Alfi dan Aku : .. ( ketakutan sampai tidak bisa bersuara )
Adel : Hahahaha Ayo kebut terus pak..!!! #angkatkeduatangan
Ezza, Titik, Alfi, Aku : Koq malah seneng sih! ( berbicara dalam hati sambil melirik Adel dengan muka aneh )
Seketika pak Usman terbangun, melihat kedepan, dan tersentak,
Aduuh Maafin pak Usman, sambil kelabakan mencari Stir.
Aduhh maaf Kalian jadi telat ya, memalingkan wajahnya kepada kami.
Telat apanya Pak???, jawab Ezza masih dalam rangka ketakutan.
Iya telat,, kita baru berangkat, Itu temen-temenya udah pada pulang semua!!!, jawab Pak Usman dengan polosnya sambil menunjuk mobil dan motor yang lalu lalang melewati Bajaj kami. Gubrak.
Sesampainya di depan gerbang adel turun dari pintu depan Bajaj, ya sejak awal berangkat dia memang duduk didepan disamping pak Usman. Hal itu sudah sangat biasa menurutku, bahkan Adel pernah duduk diatas bajaj.
Kami berdiri dihadapan gerbang sekolah, sambil memejamkan matanya Adel menarik nafas panjang. Aku melihatnya dengan jelas, pancaran raut wajahnya yang gembira menikmati pagi ini dibarengi indah suara burung-burung berkicau, deru angin dibulan November memang membuat hati menggelora. Trooooonnn Backsound suara Bajaj pak Usman pergi meninggalkan kami.
Ketika memasuki gerbang tiba-tiba, PUSH UP KALIAAN!!. Suara guru olahraga dari belakang menggedor jantung kami yang tadi hampir putus. Pak Yanto merupakan Guru olahraga yang terkenal killer, Berkepala Botak dan bertubuh kekar.  Sekali lagi,
PUSH UP KALIAAAN!! Kalau Tidak BAPAK GAMPAR KALIAN SEMUA!!.  Tanpa tengok-tengok kebelakang lagi kami serentak Push up dengan kecepatan penuh. Bayangkan saja, Alfi sampai gemetaran saking takutnya. Namun aku lihat Adel tidak mengikuti instruksi pak Yanto malah tertawa melihat kami.
Heheheh ngapain lo pada ikutan push up, orang yang disuruh mereka. Menunjuk anak-anak yang sedang pushup dihadapan pak Yanto dibelakang kami. OMG.
Kami jadi gampang was-was, mungkin ini efek dari kagetan tadi fikirku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIDAK MENERIMA SUMBANGAN

Poems